Hak cuti karyawan – adalah salah satu hak dasar yang dijamin oleh undang-undang ketenagakerjaan di Indonesia. Setiap pekerja berhak mendapatkan cuti sesuai ketentuan, baik untuk keperluan pribadi, kesehatan, maupun keluarga.
Sayangnya, masih banyak pekerja yang belum memahami secara detail jenis-jenis cuti, aturan penggunaannya, hingga kewajiban perusahaan dalam memberikannya.
Memahami hak cuti karyawan penting agar pekerja tidak kehilangan haknya dan perusahaan dapat mengelola karyawan dengan lebih baik.

Apa Itu Hak Cuti Karyawan?
Hak cuti karyawan adalah hak istirahat yang diberikan kepada pekerja tanpa kehilangan upah. Dasar hukumnya terdapat pada UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang kemudian diperbarui melalui UU Cipta Kerja serta peraturan turunannya. Aturan ini mengatur berapa lama cuti diberikan, alasan cuti, hingga kewajiban perusahaan untuk tetap membayar gaji karyawan selama cuti.
Jenis-Jenis Hak Cuti Karyawan Sesuai UU Ketenagakerjaan
1. Cuti Tahunan
Setiap karyawan yang sudah bekerja 12 bulan berturut-turut berhak atas 12 hari cuti tahunan. Hak ini wajib diberikan perusahaan dan tidak boleh dihapuskan. Cuti tahunan biasanya digunakan untuk liburan, keperluan pribadi, atau istirahat panjang.
2. Cuti Sakit
Jika karyawan sakit dan tidak dapat bekerja, perusahaan wajib memberikan cuti sakit. Syaratnya, karyawan harus menyertakan surat keterangan dokter. Selama cuti sakit, karyawan tetap berhak menerima upah sesuai ketentuan.
3. Cuti Melahirkan dan Keguguran
Karyawan perempuan berhak atas cuti melahirkan selama 3 bulan, yaitu 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan setelah melahirkan. Jika terjadi keguguran, karyawan berhak atas cuti 1,5 bulan atau sesuai rekomendasi dokter.
4. Cuti Haid
UU Ketenagakerjaan memberi hak cuti bagi pekerja perempuan pada hari pertama dan kedua masa haid. Perusahaan tidak boleh memotong gaji karyawan yang mengambil cuti haid.
5. Cuti Menikah dan Urusan Keluarga
Karyawan berhak cuti dengan alasan khusus, seperti:
- 3 hari untuk menikah.
- 2 hari untuk menikahkan anak atau mengkhitankan anak.
- 2 hari untuk istri melahirkan atau keguguran.
- 1 hari jika anggota keluarga (suami/istri, anak, orang tua, mertua) meninggal dunia.
6. Cuti Bersama
Cuti bersama ditetapkan pemerintah, biasanya pada hari raya besar. Meskipun sifatnya mengikuti kebijakan pemerintah, cuti bersama tidak mengurangi hak cuti tahunan karyawan.
Hak Cuti Karyawan Menurut UU Cipta Kerja
UU Cipta Kerja menegaskan bahwa hak cuti tetap berlaku. Namun, ada penyesuaian teknis terkait cuti panjang. Perusahaan bisa menyesuaikan kebijakan cuti dengan kebutuhan operasional, tetapi tidak boleh menghilangkan hak cuti dasar. Ini berarti hak cuti karyawan tetap dilindungi, hanya mekanismenya bisa berbeda sesuai peraturan perusahaan.
Kewajiban Perusahaan Memberikan Hak Cuti Karyawan
Perusahaan wajib memberikan hak cuti sesuai aturan. Jika perusahaan melanggar, ada risiko sanksi administratif hingga denda. HRD berperan penting dalam memastikan cuti tercatat dengan baik, baik secara manual maupun menggunakan sistem digital. Transparansi aturan cuti juga menjadi kewajiban agar karyawan tidak merasa dirugikan.
Tips Mengelola Hak Cuti Karyawan di Perusahaan
1. Gunakan Sistem Absensi dan Cuti Digital
Perusahaan modern biasanya memakai aplikasi HR seperti Mekari Talenta, Sleekr, atau sistem sejenis untuk mencatat cuti secara otomatis. Hal ini memudahkan HRD dan membuat data lebih transparan.
2. Terapkan Transparansi Peraturan Cuti
Setiap perusahaan wajib memiliki aturan cuti yang jelas dalam peraturan perusahaan atau PKB (Perjanjian Kerja Bersama). Dengan begitu, karyawan tahu haknya dan tidak terjadi kesalahpahaman.
3. Edukasi Karyawan tentang Hak Cuti
Perusahaan sebaiknya melakukan sosialisasi berkala mengenai hak cuti karyawan. Dengan memahami aturan, karyawan bisa merencanakan cuti dengan baik tanpa mengganggu produktivitas kerja.
baca juga : Tabel Pesangon UU Cipta Kerja : Hak Karyawan yang Wajib Diketahui

FAQ Seputar Hak Cuti Karyawan
Apakah karyawan kontrak berhak atas cuti?
Ya, karyawan kontrak tetap berhak atas cuti tahunan setelah bekerja 12 bulan berturut-turut.
Apakah cuti bersama mengurangi cuti tahunan?
Tidak. Cuti bersama yang ditetapkan pemerintah tidak mengurangi cuti tahunan.
Bagaimana jika perusahaan tidak memberikan hak cuti?
Karyawan bisa melaporkan ke Dinas Tenaga Kerja karena perusahaan melanggar UU Ketenagakerjaan.
Apakah cuti bisa diuangkan jika tidak terpakai?
Beberapa perusahaan memberikan kompensasi cuti yang tidak terpakai, tetapi kebijakan ini tergantung peraturan perusahaan.
baca juga : Current Ratio Rumus dan Cara Menghitungnya untuk Analisis Keuangan
Kesimpulan
Hak cuti karyawan adalah hak mendasar yang dijamin oleh undang-undang. Setiap karyawan berhak atas cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, cuti haid, cuti menikah, hingga cuti karena urusan keluarga. Perusahaan wajib memberikan hak ini tanpa mengurangi upah. Dengan memahami aturan cuti, baik karyawan maupun perusahaan dapat menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan pekerja.
