Attrition adalah – Attrition adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia bisnis untuk menggambarkan pengurangan jumlah karyawan dalam suatu perusahaan.
Attrition adalah fenomena yang penting untuk dipahami oleh para manajer SDM agar dapat mengambil langkah yang tepat dalam mempertahankan tenaga kerja. Cari tahu lebih lanjut tentang apa itu attrition dan dampaknya di sini!
Apa Itu Attrition? Definisi dan Penjelasannya
Attrition merujuk pada proses berkurangnya jumlah karyawan dalam perusahaan yang terjadi secara alami, seperti pensiun, pengunduran diri, atau karena alasan pribadi lainnya.

Berbeda dengan turnover yang biasanya lebih terstruktur dan melibatkan proses pemecatan atau pengunduran diri yang tidak direncanakan, attrition biasanya lebih alami dan bisa terjadi tanpa adanya intervensi langsung dari perusahaan.
Attrition sering digunakan untuk menggambarkan pengurangan jumlah tenaga kerja tanpa perlu merekrut pengganti, yang bisa menjadi cara perusahaan untuk mengurangi biaya atau menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan bisnis.
Apa Bedanya Attrition dengan Turnover Karyawan?
Meskipun keduanya berhubungan dengan kehilangan karyawan, ada perbedaan mendasar antara attrition dan turnover karyawan:
- Attrition: Pengurangan jumlah karyawan yang terjadi secara alami, biasanya karena pensiun atau pengunduran diri yang tidak tergantikan.
- Turnover: Proses kehilangan karyawan yang terjadi karena alasan yang lebih aktif, seperti pengunduran diri yang disengaja atau pemecatan oleh perusahaan. Turnover seringkali melibatkan penggantian posisi yang kosong dengan rekrutmen karyawan baru.
Secara singkat, attrition biasanya lebih pasif dan tidak memerlukan penggantian karyawan, sementara turnover lebih aktif dan sering memerlukan perusahaan untuk mencari pengganti.
Bagaimana Menurunkan Angka Attrition di Perusahaan?
Menurunkan angka attrition penting bagi perusahaan yang ingin menjaga kestabilan tim dan meminimalkan biaya rekrutmen. Beberapa langkah yang bisa diambil perusahaan untuk mengurangi angka attrition antara lain:
- Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan: Menyediakan paket gaji yang kompetitif dan tunjangan kesehatan yang baik dapat membantu menjaga karyawan tetap bertahan.
- Menawarkan Peluang Pengembangan Karier: Program pelatihan dan pengembangan karier yang jelas memberikan karyawan peluang untuk tumbuh dan berkembang di perusahaan.
- Membangun Lingkungan Kerja yang Positif: Lingkungan kerja yang mendukung, inklusif, dan penuh semangat dapat mengurangi keinginan karyawan untuk meninggalkan perusahaan.
- Meningkatkan Keseimbangan Kerja dan Kehidupan: Memberikan fleksibilitas waktu kerja atau kebijakan kerja jarak jauh dapat meningkatkan kepuasan karyawan.
Dengan fokus pada kebijakan ini, perusahaan dapat mengurangi alasan karyawan untuk keluar secara alami.
Permasalahan HRD dalam Mengelola Tingginya Angka Attrition
Angka attrition yang tinggi bisa menjadi masalah besar bagi HRD. Beberapa permasalahan yang dihadapi HRD dalam mengelola attrition antara lain:
- Biaya Rekrutmen yang Tinggi: Proses rekrutmen untuk menggantikan karyawan yang keluar memerlukan waktu dan biaya yang besar.
- Penurunan Moral Karyawan: Kehilangan karyawan berpengalaman atau berbakat dapat mempengaruhi semangat kerja tim yang tersisa.
- Kehilangan Pengetahuan dan Keahlian: Ketika karyawan pergi, mereka membawa serta pengetahuan yang berharga yang sulit digantikan.
- Gangguan pada Proyek dan Operasional: Penggantian karyawan yang mendesak dapat mengganggu kelancaran operasional perusahaan.
HRD harus proaktif dalam memantau dan mengelola tingkat attrition untuk menjaga kinerja organisasi.
Bagaimana Cara HRD Mengidentifikasi Karyawan yang Berisiko Tinggi Mengalami Attrition?
HRD dapat mengidentifikasi karyawan yang berisiko tinggi mengalami attrition dengan menggunakan beberapa indikator berikut:
- Pencatatan Kinerja: Karyawan yang menunjukkan penurunan kinerja secara tiba-tiba atau konsisten mungkin merasa kurang termotivasi atau tidak puas dengan pekerjaan mereka.
- Tingkat Kepuasan Kerja: Melakukan survei kepuasan karyawan secara rutin dapat mengidentifikasi masalah yang mungkin mempengaruhi keputusan mereka untuk bertahan atau pergi.
- Frekuensi Cuti: Karyawan yang sering mengambil cuti atau sering tidak hadir mungkin menunjukkan ketidakpuasan atau kebosanan dengan pekerjaannya.
- Keterlibatan dalam Pengembangan Karier: Karyawan yang tidak tertarik untuk mengikuti pelatihan atau pengembangan karier bisa jadi merasa tidak memiliki masa depan di perusahaan.
- Evaluasi Hubungan dengan Manajer atau Rekan Kerja: Ketegangan dalam hubungan kerja atau kurangnya dukungan manajerial dapat meningkatkan risiko attrition.
Menurunkan angka attrition membutuhkan perhatian pada kesejahteraan karyawan, peluang pengembangan karier, dan lingkungan kerja yang mendukung.
HRD perlu mengidentifikasi karyawan yang berisiko tinggi mengalami attrition dengan menggunakan berbagai indikator dan merespons secara proaktif.
Attrition adalah fenomena yang dapat memengaruhi stabilitas dan pertumbuhan perusahaan. Untuk memahami lebih dalam tentang attrition adalah dan cara mengelolanya, kunjungi manajemenkoporat.id untuk mendapatkan informasi lengkap dan solusi terbaik.
Sumber Referensi:
- https://manajemenkorporat.id
- https://www.talenta.co/blog/employee-attrition/
- https://www.saycampuslife.com/wp-content/uploads/2020/09/employable-800x500_c.jpg
- https://tse3.mm.bing.net/th/id/OIP.Te60zyq9g70K0swVoXJhKQHaE8?w=1500&h=1000&rs=1&pid=ImgDetMain